🌌 “Cahaya dari Puing-Puing: Awal Kisah Seorang Draenei”

Bab I – Bangkit dari Reruntuhan (Level 1–5)

Namanya adalah Aurelion Telvaar, seorang Draenei muda dari klan pemelihara kristal. Ia tak mengingat jatuhnya Exodar dengan jelas, hanya cahaya yang meledak dan bumi yang menabrak langit. Saat ia terbangun di Ammen Vale, dunia ini sudah berubah—sarang naga, hutan asing, dan kapal luar angkasa suci kini hanyalah reruntuhan.

Dibimbing oleh Proenitus, pelayan Naaru, Aurelion diminta mengumpulkan energi dari Vale Moths dan membersihkan danau suci yang tercemar. Ia melihat dengan matanya sendiri: kristal suci yang dulu memberi kehidupan, kini menyebarkan racun.

Ia membantu teknisi, membangkitkan kembali pemancar komunikasi, dan menyelamatkan sesama Draenei dari luka akibat pendaratan. Di gua sepi, ia bertemu dengan Zenn Foulhoof, seorang makhluk aneh yang mencurigakan... dan pertama kalinya Aurelion merasakan ada sesuatu di luar sana yang mengincar lebih dari sekadar teknologi.

“Kita bukan satu-satunya pengembara di dunia ini. Tapi mungkin kita satu-satunya harapan.”

Bab II – Cahaya dan Bayangan di Azuremyst (Level 5–10)

Perjalanan membawanya ke Azure Watch, kota kecil yang dibangun dari reruntuhan Exodar. Di sana, Aurelion bertemu Priestess Kyleen Il'dinare dan Technician Dyvuun, yang mengajarinya dasar-dasar hidup baru: bertarung, berburu, menyembuhkan, dan melayani Cahaya.

Ia membantu para Stillpine Furbolg, suku primitif namun bersahabat, dalam rangkaian ujian spiritual: berbicara pada totem, memanggil roh, dan menenangkan hutan yang gelisah.

Namun ancaman tak jauh—Wrathscale Naga mengacaukan pesisir, Murloc mulai menyerang desa, dan kabar buruk datang dari pulau sebelah.

Dalam misi Ending Their World, Aurelion menyelinap ke markas naga dan menghancurkan pemujaan terhadap sihir liar. Cahaya Naaru membimbingnya, tapi setiap langkah mengungkap luka dunia yang dalam.

Bab III – Darah di Tanah Baru (Level 10–15)

Dipanggil oleh Vindicator Aalesia, Aurelion menyeberang ke Bloodmyst Isle, tempat terpencil yang dilanda bencana akibat pendaratan Exodar. Di sini, kristal yang hancur meracuni tanah dan makhluk hidup.

Di Blood Watch, kota pertahanan terakhir Draenei, Aurelion bergabung dengan para Hand of Argus—penjaga suci bangsa Draenei. Ia menyelidiki makhluk-makhluk bermutasi, memburu Mutated Tanglers dan Corrupted Treants, dan membasmi Blood Elves Sunhawks yang mencoba mencuri teknologi Exodar.

Dalam quest What Argus Means to Me, ia merenungi asal-usulnya: planet Argus, kampung halaman yang telah menjadi neraka. Kini, tugasnya adalah menjaga tempat ini dari nasib yang sama.

Bab IV – Jejak Kehancuran (Level 15–20)

Aurelion ditugaskan ke selatan Bloodmyst. Ia menyelidiki reruntuhan Nazzivian, markas makhluk Void, dan berhadapan dengan Invasion Point: Cataclysm, tempat Voidwalker muncul tanpa henti. Di sinilah, ia menyadari bahwa Exodar bukan hanya membawa teknologi—tetapi juga membuka celah ke dunia lain.

Misi-misi seperti Catch and Release, The Cryo-Core, dan Galaen's Fate membuatnya menyaksikan kematian dan pengkhianatan. Bahkan seorang Vindicator pun bisa jatuh dalam godaan Void.

Puncak perjalanannya adalah misi Ending the Bloodcurse, di mana ia membantu mengakhiri kutukan yang melanda Blood Elves yang mengkhianati bangsanya sendiri.

Bab V – Anak Cahaya (Level 20)

Setelah membuktikan dirinya, Aurelion dipanggil ke Crystal Hall di Exodar. Di hadapan Prophet Velen, ia diangkat sebagai Harbinger Cahaya, seorang pembawa pesan dan pelindung dunia baru ini.

Ia diberi hadiah: Elekk perang suci, simbol kehormatan. Di atas punggung makhluk suci itu, ia menatap bintang-bintang. Tapi tidak lagi sebagai pengungsi.

“Cahaya bukanlah tempat yang kita tuju. Ia adalah jalan yang kita pilih. Dan aku... telah memilihnya.”

✨ Epilog

Aurelion tidak hanya bertahan. Ia tumbuh, menyembuhkan, dan melindungi. Dunia ini belum mengenalnya—tapi waktunya akan datang.

Jika kamu mau, aku bisa lanjutkan kisah Aurelion ke Ashenvale, Zangarmarsh, atau bahkan ke Shattrath di Outland, lengkap dengan gaya kisah dan nuansa epik petualangan. Mau dibuat jadi seri jurnal atau kisah heroik penuh dialog?